Diperingati saban tahun yang diikuti ribuan masyarakat, Gubernur Kalsel H. Muhidin mengajak masyarakat untuk menjaga Tradisi Baayun Maulid dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1447 Hijriah di Rg. Induk Masjid Keramat Al-Mukarromah Jl. Pahlawan, Desa Benua Halat Kiri, Rantau, Kabupaten Tapin pada Sabtu (6/9/2025) pagi.
Sebanyak 3.160 orang yang melakukan registrasi dan terdaftar sebagai peserta mengikuti Baayun Maulid 2025 ini.
Berdasarkan laporan bahwa peserta yang paling tua yaitu Siti Arpah berusia 96 tahun asal Banua Halat Kiri dan peserta paling jauh diikuti oleh Pamuji (50 tahun) asal Tanggerang, Banten.
Masyarakat memadati kawasan Masjid Keramat tersebut. Setiap peserta telah menepati ayunan masing-masing, sekaligus diiringi syair-syair Maulid Habsyi.
Seiring menyambut kedatangan Bupati Tapin H. Yamani dan Wakil Bupati H. Juanda beriringan dengan rombongan Sekdaprov Kalsel, M. Syarifuddin tiba di lokasi acara.
Tampak hadir juga Kapolres Tapin AKBP Weldi Rozika; Komando Distrik Militer (Kodim) 1010/Tapin, Letkol Inf Dimas Yamma Putra; Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Tapin, H. Saberi dan jajaran SKPD Tapin lainnya.
Setiap orangtua membawa anak-anak kecil yang berusia masih belia, kemudian secara bergantian didoakan oleh tokoh ulama yakni Tuan Guru H. Muhammad Rasyid Ridha beserta pejabat lainnya di Masjid Keramat tersebut. Setelah Asrokol Maulid Nabi, mereka bergeser ke belakang melakukan Baayun Maulid.
"Sebagaimana kita ketahui bersama, Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momen penting bagi umat Islam terlebih masyarakat Kalsel. Peringatan ini tidak hanya memperingati kelahiran Rasulullah SAW, tetapi untuk meneladani akhlak," sampai Gubernur Kalsel H. Muhidin dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekdaprov Kalsel, M. Syarifuddin.
Dalam aspek kehidupan, Gubernur melihat sosok Nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang agung dan rahmat bagi seluruh alam. Keteladanan itu, menurutnya sebuah model kehidupan yang mesti dipelajari bagi umat.
Posisi kegiatan Baayun Maulid itu, Gubernur mengisahkan bahwa tradisi ini merupakan turun temurun yang sarat dengan penuh makna.
"Sebagai wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus doa untuk anak-anak agar berakhlak mulia dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Tapin H. Yamani pun menyambut kedatangan peserta Baayun Maulid di bumi Ruhui Rahayu tersebut. Dia melihat peserta begitu antusiasme berdatangan sejak kemarin, hingga memenuhi undangan pada hari ini.
"Sekarang, Kabupaten/Kota lain mengikuti tradisi Baayun Maulid ini. Suatu kebanggaan bagi masyarakat Tapin, dan mudah-mudahan tahun depan semakin banyak lagi pesertanya," jelasnya.
Dalam tausyiah Tuan Guru H. Muhammad Rasyid Ridha menyampaikan bahwa baayun maulid ini merupakan warisan nenek moyang terdahulu yang senantiasa mengajak kita sebagai masyarakat Kalsel untuk mengingat, membesarkan dan memuji Baginda Nabi Muhammad SAW.
"Siapapun yang baayun tadi, mudah-mudahan mendapat syafaat dari Baginda Nabi Muhammad SAW," ucap Guru Rasyid Ridha.
Guru Rasyid Ridha Guru Rasyid Ridha mengajak masyarakat agar tetap melestarikan tradisi Baayun Maulid setiap tahunnya, sehingga masyarakat Kalsel, khususnya Kabupaten Tapin tetap menjunjung dan meneladani sosoknya.
Sebab, Guru Rasyid Ridha melihat zaman sekarang berubah, bahkan generasi sekarang jauh daripada nilai-nilai keislaman dan sedikit menghormati orangtuanya. Menurutnya, bagaimana peran kita untuk mendidik generasi sekarang untuk tetap mencintai Rasulullah SAW.
"Tradisi-tradisi dari Mama dan Abah kita yang perlu kita jaga saat ini. Dengan ini menunjukkan kita semakin cinta, namun seiring berjalannya waktu banyak gangguan-gangguan untuk mencintai Rasulullah SAW," ucapnya.
Apalagi melakukan beramah ibadah, Guru Rasyid Ridha menyebut perkembangan zaman sekarang sangat berat dilewati oleh generasi sekarang dalam menjaga nilai-nilai ajaran Islam. Menurutnya, lewat tradisi ini sangat luar biasa sejak orangtua mengajarkan tradisi Baayun Maulid sampai anak kita sendiri.
Sebagai informasi bahwa Tradisi Baayun Maulid yang digelar setiap tahunnya oleh Suku Banjar tersebut merupakan kegiatan mengayun bayi, anak-anak, dan dewasa dengan membaca syair maulid untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ayunan dihiasi berbagai macam kue tradisional Banjar.
Deretan ayunan yang terbuat dari tiga lapis tapih bahalai atau sarung panjang menggantung, dilengkapi dengan hiasan yang terdiri atas daun janur, wadai atau kue tradisional Khas Banjar, serta pisang.
Pada bagian ujung kain diikat dengan tali/pengait. Kain ayunan terdiri dari tiga lapis. Lapisan paling atas adalah kain sarigading atau sasirangan (kain tenun khas Banjar). Ayunan dihias dengan janur pohon nipah atau enau dan pohon kelapa, serta buah pisang, kue cucur, kue cincin, ketupat, dan hiasan jajanan pasar lainnya. (mr/Adpim)