Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) seiring semakin meningkatnya titik panas dan kondisi kemarau di hampir semua wilayah kabupaten/kota.
"Berdasarkan data BMKG dan kondisi di lapangan semakin meningkatnya titik api dan kebakaran, maka kita menetapkan status siaga darurat karhutla di Kalsel," kata Guberur Kalsel, Muhidin usai memimpin Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan menghadapi Bencana Karhutla, Senin, 4 Agustus 2025.
Tercatat sepanjang Januari hingga awal Agustus, jumlah titik panas di Kalsel mencapai 1.900 titik. Sebaran titik api ini terbanyak muncul di wilayah Kalsel bagian barat seperti Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar, Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
"Titik api ini tidak mesti kebakaran hutan dan lahan, karena sejauh ini diperkirakan luas kebakaran kurang dari 100 hektare," kata Muhidin.
Saat ini ada dua daerah di Kalsel yang telah berstatus siaga darurat karhutla dan menjadi dasar penetapan status yang sama untuk provinsi yaitu Kota Banjarbaru dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Lebih jauh Muhidin menambahkan walau berstatus siaga darurat karhutla, untuk bantuan operasi modifikasi cuaca (OMC) maupun bantuan helikopter water bombing disesuaikan kondisi di lapangan, karena di beberapa daerah hujan masih turun.
"Kalsel masih terbantu hujan yang masih turun sehingga karhutla tidak separah tahun sebelumnya dimana titik api tercatat mencapai 4.900 titik api," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Gusti Yahuar Rifai.
Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Kalsel, Damanik dalam paparannya menyebut saat ini 85 persen wilayah Kalsel telah mengalami puncak kemarau atau hari tanpa hujan kategori sedang dan tinghi yaitu tidak hujan 20-30 hari. Kondisi ini diperkirakan akan bertambah parah hingga 100 persen pada Agustus, September dan Oktober. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tentang ancaman kekeringan dan potensi karhutla di sejumlah wilayah Kalsel akibat kondisi kemarau ini.
Lebih jauh Muhidin menambahkan walau berstatus siaga darurat karhutla, untuk bantuan operasi modifikasi cuaca (OMC) maupun bantuan helikopter water bombing disesuaikan kondisi di lapangan, karena di beberapa daerah hujan masih turun.
"Kalsel masih terbantu hujan yang masih turun sehingga karhutla tidak separah tahun sebelumnya dimana titik api tercatat mencapai 4.900 titik api," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Gusti Yahuar Rifai.
Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Kalsel, Damanik dalam paparannya menyebut saat ini 85 persen wilayah Kalsel telah mengalami puncak kemarau atau hari tanpa hujan kategori sedang dan tinghi yaitu tidak hujan 20-30 hari. Kondisi ini diperkirakan akan bertambah parah hingga 100 persen pada Agustus, September dan Oktober. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tentang ancaman kekeringan dan potensi karhutla di sejumlah wilayah Kalsel akibat kondisi kemarau ini.